Laman

Minggu, 07 Maret 2010

PROFIL SLANK

Profil sLank
Cikal bakal lahirnya Slank adalah sebuah grup bernama Cikini Stones Complex (CSC) bentukan Bimo Setiawan Sidharta (Bimbim) pada awal tahun 80an. Band ini hanya memainkan lagu-Cikal bakal lahirnya Slank adalah sebuah grup bernama Cikini Stones Complex (CSC) bentukan Bimo Setiawan Sidharta (Bimbim) pada awal tahun 80an. Band ini hanya memainkan lagu-lagu Rolling Stones dan tak mau memainkan lagu dari band lain, alhasil mereka akhirnya jenuh dan menjelang akhir tahun 1983 grup ini dibubarkan.

Semangat bermusik Bimbim yang masih membara membawanya kembali membentuk band baru bernama Setan Merah bareng dua saudaranya, Denny dan Erwan. Untuk menambah amunisi, Bimbim lantas mengajak Bongky untuk mengisi posisi gitaris. Pada bulan Desember 1983 mereka ganti nama menjadi Slank, sebuah nama yang diambil begitu saja dari cemoohan orang yang sering menyebut mereka cowok selengean.

Formasi Slank ketika pertama kali didirikan adalah Erwan (Vokal), Bongky (Gitar), Denny (Bass), Kiki (Keyboard) dan Bimbim (Drum). Mereka sempat tampil di beberapa pentas dengan membawakan lagu-lagu sendiri sebelum Erwan memutuskan mundur karena merasa tidak punya harapan di Slank.

Tak lama kemudian Parlin Burman (Pay) dan Akhadi Wira Satriaji (Kaka) bergabung dengan Slank, disusul dengan masuknya Indra Chandra Setiadi (Indra) beberapa tahun kemudian. Dengan formasi Bimbim (Drum), Bongky (Bass), Pay (Gitar), Kaka (Vokal) dan Indra (Keyboard) mereka mulai membuat demo untuk ditawarkan ke perusahaan rekaman.

Setelah berulang kali ditolak, akhirnya tahun 1990 demonya diterima dan mulai rekaman debut album Suit-Suit... He He He (Gadis Sexy). Album yang menampilkan hit Memangdan Maafkan itu meledak dipasaran sehingga mereka pun diganjar BASF Award untuk kategori pendatang baru terbaik. Album kedua mereka, Kampungan pun meraih sukses yang sama.

Keterlibatan para personelnya dengan narkoba sempat melahirkan keretakan di tubuh band yang bermarkas di jalan Potlot ini. Pada saat menggarap album keenam (Lagi Sedih), Bimbim selaku leader akhirnya memutuskan untuk memecat Bongky, Pay dan Indra.

Sebagai gantinya mereka merekrut Ivanka (Bass), Mohamad Ridho Hafiedz (Ridho) dan Abdee Negara (Abdee). Formasi ini bertahan hingga saat ini dan mereka terus melahirkan karya-karya yang menegaskan eksistensi mereka di dunia musik Indonesia.
Rolling Stones dan tak mau memainkan lagu dari band lain, alhasil mereka akhirnya jenuh dan menjelang akhir tahun 1983 grup ini dibubarkan.

Semangat bermusik Bimbim yang masih membara membawanya kembali membentuk band baru bernama Setan Merah bareng dua saudaranya, Denny dan Erwan. Untuk menambah amunisi, Bimbim lantas mengajak Bongky untuk mengisi posisi gitaris. Pada bulan Desember 1983 mereka ganti nama menjadi Slank, sebuah nama yang diambil begitu saja dari cemoohan orang yang sering menyebut mereka cowok selengean.

Formasi Slank ketika pertama kali didirikan adalah Erwan (Vokal), Bongky (Gitar), Denny (Bass), Kiki (Keyboard) dan Bimbim (Drum). Mereka sempat tampil di beberapa pentas dengan membawakan lagu-lagu sendiri sebelum Erwan memutuskan mundur karena merasa tidak punya harapan di Slank.

Tak lama kemudian Parlin Burman (Pay) dan Akhadi Wira Satriaji (Kaka) bergabung dengan Slank, disusul dengan masuknya Indra Chandra Setiadi (Indra) beberapa tahun kemudian. Dengan formasi Bimbim (Drum), Bongky (Bass), Pay (Gitar), Kaka (Vokal) dan Indra (Keyboard) mereka mulai membuat demo untuk ditawarkan ke perusahaan rekaman.

Setelah berulang kali ditolak, akhirnya tahun 1990 demonya diterima dan mulai rekaman debut album Suit-Suit... He He He (Gadis Sexy). Album yang menampilkan hit Memangdan Maafkan itu meledak dipasaran sehingga mereka pun diganjar BASF Award untuk kategori pendatang baru terbaik. Album kedua mereka, Kampungan pun meraih sukses yang sama.

Keterlibatan para personelnya dengan narkoba sempat melahirkan keretakan di tubuh band yang bermarkas di jalan Potlot ini. Pada saat menggarap album keenam (Lagi Sedih), Bimbim selaku leader akhirnya memutuskan untuk memecat Bongky, Pay dan Indra.

Sebagai gantinya mereka merekrut Ivanka (Bass), Mohamad Ridho Hafiedz (Ridho) dan Abdee Negara (Abdee). Formasi ini bertahan hingga saat ini dan mereka terus melahirkan karya-karya yang menegaskan eksistensi mereka di dunia musik Indonesia.
.
RAMMBOXZ JRINX GRANAT PRAKOSO

Kamis, 04 Maret 2010

SBY-CENTURY

 Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dinilai tak logis karena menyatakan kebijakan tak bisa dipidana. Pidato SBY juga dinilai tak ada yang baru dan cenderung mirip seperti opsi A (tak ada kesalahan dalam bailout Century) dalam sidang paripurna di DPR pada Rabu 3 Maret lalu.
"Beberapa isi pidato itu tidak logis, padahal Presiden menyatakan perlu menekankan tidak hanya aturan hukum tapi juga melihat pada aturan sebuah alasan (rules of law, rules of reason). Buktinya kebijakan tidak bisa dipidana," kata pakar komunikasi politik UI Effendi Gazali kepada, Kamis (4/3/2010).
Ia mengatakan, sangat khawatir akan terjadinya diskriminasi terkait penegakan hukum yang menyangkut soal kebijakan. Effendi mencontohkan mantan Deputi Gubernur BI Aulia Pohan yang bisa dipidana karena kebijakan. Aulia bisa dijerat karena tidak membahayakan kekuasaan.
"Tapi dalam kasus SM dan Boediono, walau sama-sama kebijakan tapi tidak boleh dipidana karena membahayakan kekuasaan," kritiknya.
Dia juga mengatakan, isi pidato SBY itu tidak ada yang berbeda dengan isi opsi A. "Apa yang disampaikan Pak SBY sama persis seperti opsi A pada sidang Paripurna DPR, dan opsi A itu sudah kalah 212 melawan opsi C 325," ujar Effendy.       
Meskipun terdapat beberapa hal yang tidak logis dari isi pidato Presiden kali ini, tapi Effendy menilai pidato ini masih ada sisi positifnya. Setidaknya Presiden mempertegas adanya tindakan yang mengandung kepastian hukum yaitu penyitaan aset Century untuk mengembalikan aset negara.
"Walaupun begitu pidato itu ada juga bagusnya, ada tindakan yang akan dilakukan (structure of action), bahwa aset-aset orang yang bermasalah dengan Century dan aset Century di luar negeri akan disita dan dibawa ke Indonesia untuk diberi kepada yang berhak dan dikembalikan ke negara, ini mengandung kepastian hukum," kata staf pengajar Pascasarjana Komunikasi UI ini mengakhiri pembicaraannya.
Guru besar ilmu politik UI Iberamsjah menguatkan pendapat Effendi. Iberamsjah menilai pidato SBY biasa saja, tidak menyampaikan hal yang baru dan sama seperti isi dari opsi A.
"Saya rasa pidato  itu (pidato SBY) datar saja, tidak ada hal yang baru, Presiden bilang tindakan BI sudah benar menyelamatkan kondisi negara, ya sama saja seperti isi dari opsi A kemarin," katanyapada detikcom.
Baginya, paling tidak pidato SBY kali ini menjadi pidato paling baik dan berkualitas. "Saya sangat apresiatif dengan tindakan Pak SBY dalam pidatonya kali ini. Ini pidato yang paling baik dan berkualitas, tidak terpancing dengan keadaan apa pun dan Presiden menghargai kerja Pansus dan DPR," ujarnya.

Rabu, 03 Maret 2010

DAMPAK NEGATIF DAN POSITIF BIL (BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK)

Pada dasarnya semua pembangunan di Indonesia pada umumnya dan NTB pada khususnya bertujuan untuk kesejahtraan masyarakat dan perkembangan kehidupan masyarakat untuk yang lebih baik lagi. Namaun terlepas dari hal tersebut pembangunan mempunyai dampak baik secara langsung ataupun tidak langsung terhadapat masyarakat. Dampak yang ditimbulka pula tidak hanya positif, ada sisi negatif yang diakibatkan dari suatu pembangunan.
Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu Provinsi yang sedang gencar-gencarnya dalam pembanguna terutama yang berbentuk fisik seperti gedung, ruko, tempat-tempat umum juga. Sampai saat ini Provinsi NTB sedang membangun sebuah Bandara yang kita kenal dengan Bandara Internasional Lombok (BIL) yang bertempat di Kabupaten Lombok Tengah.
Pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) di Provinsi Nusa Tenggara Barat sudah berjalan sejak lama dari waktu orde baru yaitu sewaktu masih kepemimpinan mantan Presiden Soeharto. Pada waktu itu pembebasan tanah masyarakat di lakukan dengan paksa. Samapai saat ini pembangunan BIL sudah mencapai 70 persen, itu artinya sebentar lagi akan ada Bandara yang bersekala Internasional di Provinsi NTB.
Berbagai macam hal timbul akibat pembangunan Bandara ini, di antaranya adalah ada yang berdampak positif bagi masyarakat dan ada pula yang negatif.
Diantara dampak Positif pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) adalah :
1. Akan terjadi peningkatan pengunjung wisata dari luar negeri. Dalam hal ini, wisatawan yang ingin berkunjung ke NTB tidak lagi harus melalui Bali atau Surabaya atau bahkan kota-kota dan tempat wisata lain yang terkenal di Indonesia tapi akan langsung melalui Bandara Internasional Lombok (BIL)
2. Dampak positif yang kedua adalah akan terjadinya peningkatan pendapatan daerah dengan adanya peningkatan di salah satu sektor yaitu sektor pariwisara
3. Akan terbukanya lapangan kerja baru yang sangat banyak di Provinsi NTB, sehingga akan banyak menyerap tenaga kerja baik tenaga kerja dari penduduk asli maupun Indonesia pada umumnya yang akan menyebabkan pengangguran akan berkurang
4. Penigkatan ekonomi masyarakat terutama masyarakat sekitar BIL. Dengan adanya BIL akan tumbuh usaha-usaha baru dalam jumlah banyak yang akan berimplikasi pada peningkatan pendapatan masyarakat
5. Dampak terahir yang paling penting dengan adanya pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) adalah pertumbuhan ekonomi.

Sedangkan dampak negatif pembangunan Bandara Internasional Lombok (BIL) adalah :
1. Pengurangan daerah hijau.Dengan adanya pembangunan BIL ini daerah hijau akan berkurang di daerah ini terutama Lombok Tengah, karena BIL ini memakan wilayah yang sangat luas
2. Belum siapnya Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada di Kabupaten Lombok Tengah pada Khususnya yang akan mengakibatkan tenaga kerja yang akan di ambil dari Lombok Tengah hanya tenaga kerja kasar, sedangkan tenaga kerja ahli akan diambil dari luar yang akan mengakibatkan akan terjadinya masalah sosial yang sangat parah
3. Adanya perubahan kultur masyarakat sekitar Lombok Tengah.